Oleh: Assyifa P. Saori.

Makna “Beriman Kepada Nama-Nama Allah”
Apa yang kamu ketahui tentang “Beriman Kepada Nama-Nama Allah”? Bukankah hal itu sudah tidak asing lagi di telinga kita? Bahwasanya, judul diatas merupakan pilar penting dalam pembagian tauhid. Mari kita bahas secara singkat tentang makna dari judul di atas.
Beriman kepada nama-nama Allah adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah memiliki nama- nama tersebut, sebagaimana yang telah ditetapkan Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan demikian, kita mengetahui nama-nama tersebut hanya khusus bagi Allah; bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh makhluk-Nya. Maka dari itu, Allah tidak sama dengan makhluk-Nya.
Sebagaimana sifat-sifat yang telah disebutkan pada judul di atas, dengan itu kita mengetahui Allah sangat mulia dengan sifat-sifat-Nya; bahwa di dunia ini tidak ada yang memaafkan dan menyayangi kita sebagaimana Allah, karena ampunan dan rahmat-Nya meliputi segalanya.
Saat Diri Ini Terjebak dalam Lautan Dosa
Pernahkah kamu membayangkan seseorang yang terjebak di tengah lautan pada malam hari? Di depannya hanya ada lautan yang terbentang luas dan gelapnya malam. Ia hanya terombang- ambing tanpa arah, diselimuti angin dingin yang terus berhembus dari segala penjuru. Tak ada siapapun di sana, hanya rasa takut yang menyelimuti dirinya. Namun, ia meyakini bahwa
pertolongan pasti akan datang.
Begitulah sedikit gambaran seorang hamba yang terjebak dalam lautan dosa. Ia berjalan tanpa arah, tenggelam dalam lezatnya kemaksiatan. Hatinya dipenuhi rasa takut dan waswas setan, sehingga ia menganggap dirinya manusia kotor dan tak pantas mendapatkan ampunan-Nya.
Bukankah Rabbnya berfirman dalam Kitab-Nya?
إنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
“Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa̅’: 43)
Yakni, Allah Adalah Al-‘Afwu̅ (Maha Pemaaf), Yang memaafkan kalian atas kesalahan-kesalahan kalian, padahal Dia mampu menghukum kalian atas kesalahan-kesalahan kalian.
Masihkah Diri Ini Layak Mendapatkan Rahmat-Nya?
Pernahkah kamu mengamati pergelangan tanganmu? Jika kamu amati dan pegang, kamu akan merasakan suatu hal kecil yaitu denyut nadi. Benar, dia suatu hal kecil di tanganmu, tapi denyut nadi itu terus berdetak dan tidak berhenti. Karena ia menandakan bahwa jantungmu juga masih berdetak. Dan dengan itu menandakan kamu masih hidup sampai detik ini.
Bukankah detakkan jantung yang kamu rasakan itu sebuah Rahmat dari-Nya? Layaknya sebuah harapan besar untuk kembali mendapatkan ampunan-Nya. Namun mengapa kamu masih ragu untuk kembali kepada-Nya? Bukankah sudah jelas Rahmat-Nya begitu besar mengalir pada
dirimu, bahkan di saat diri itu sedang bermaksiat kepada-Nya sekalipun. Seakan itu menandakan sebuah panggilan untuk kembali kepada-Nya walau dengan jiwa yang penuh dengan dosa.
Dalam Hadits Qudsi dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah
Allah Taala berfirman :
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540).
Refrensi :
- Syarah Kitab Al Aqidah Al Washithiyyah (terjemah) ditulis oleh Ahmad Hendrix
- Materi Akidah #07: Beriman kepada Allah dan Rukunnya dari
- Terhapusnya Dosa Sepenuh Bumi dari https://rumaysho.com/3232-terhapusnya-dosa- sepenuh-bumi.html
Tinggalkan Balasan