Definisi, Landasan, dan Cara Menghiasi Diri dengan Keindahan Akhlak Islamiah

📝Oleh: Azizah Fii Ahliha

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.”

(HR. Al-Baihaqi)

Akhlak merupakan salah satu pilar terpenting dalam ajaran Islam. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, memperbaiki masyarakat jahiliah yang saat itu dipenuhi permusuhan, kekerasan, dan ketidakadilan. Akhlak bukan sekadar perilaku lahiriah, melainkan ekspresi dari kebersihan jiwa dan ketinggian iman seorang hamba.

Pengertian Akhlak Islamiyah

Secara bahas, akhlak berarti watak, tabiat, dan sifat bawaan yang melekat pada diri seseorang. Sedangkan secara istilah, akhlak adalah kondisi jiwa yang darinya muncul perbuatan dengan mudah, tanpa perlu pertimbangan panjang—baik atau buruknya tergantung pada kondisi jiwa tersebut.1

Dengan demikian, akhlak adalah karakter batin yang memengaruhi perilaku lahiriah seseorang.

🕯️Akhlak Rasulullah sebagai Teladan Utama

Rasulullah ﷺ adalah figur manusia dengan akhlak paling sempurna. Allah sendiri menegaskan:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيم

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang

agung.” (QS. Al-Qalam: 4)

Ketika Aisyah radhiyallahu ‘anha ditanya tentang akhlak Rasulullah ﷺ, beliau menjawab:

فَإِنَّ خُلُقَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَانَ القُرآنَ

“Sesungguhnya akhlak Nabi adalah Al-Qur’an.”

(HR. Muslim, no. 746).

Jawaban ini menunjukkan bahwa seluruh nilai Qur’ani—rahmat, kasih sayang, adil, sabar, jujur, dan tawaduk—terjelma secara sempurna dalam perilaku Nabi ﷺ. Dari sinilah umat Islam menjadikan beliau sebagai qudwah hasanah (teladan terbaik).

Jawaban ini menunjukkan bahwa seluruh nilai Qur’ani—rahmat, kasih sayang, adil, sabar, jujur, dan tawaduk—terjelma secara sempurna dalam perilaku Nabi ﷺ. Dari sinilah umat Islam menjadikan beliau sebagai qudwah hasanah (teladan terbaik).

📖Landasan Akhlak Islamiyah

Akhlak Islamiyah dibangun atas tiga pondasi utama yang kokoh:

1. Al-Qur’an al-Karim

Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran akhlak islamiyah, sebagaimana

firman Allah Azza wa Jalla:

“Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan…” (QS. An-Nahl: 90)

2. Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7)

Kita dapat melihat bagaimana Nabi ﷺ menerapkan akhlak dalam kehidupan nyata.

3. Sirah Salafus Shalih

Generasi sahabat, tabi’in, dan tabi‘ut tabi‘in adalah generasi yang paling memahami ajaran Nabi. Maka praktik akhlak mereka merupakan contoh ideal dan aplikatif bagi umat Islam.